Cara Mengajar Tuhan Yesus Sebagai Teladan Bagi Guru Pendidikan Agama
Kristen
Dalam kegiatannya
mengajar Yesus menyatakan bahwa Ia adalah seorang hamba yang setia. Semua
penginjil melaporkan betapa banyak orang yang merasa tertarik kepada-Nya. Berbeda
dengan guru-guru dewasa ini yang dapat memilih dari antara sekian banyak bentuk
alat peraga, misalnya papan tulis, papan flannel, permainan simulasi,
slide-slide, film, kaset, untuk melibatkan para pelajar lebih langsung dalam proses
belajar, maka bagi Yesus hanya tersedia dua alat saja, yaitu suara-Nya dan
pikiran-Nya yang kreatif.
Kualitas kepribadian guru PAK penting sekali. Karena kepribadian guru PAK juga berpengaruh
dalam mendidik anak. Bagaimana ia dapat mengajarkan kebenaran
sedangkan kepribadiannya tidak mencerminkan kebenaran itu. Kalau
seorang guru PAK memiliki kepribadian yang belum bagus atau tidak sesuai dengan kedudukan dan kewajiban sebagai seorang pendidik,
maka pribadinya yang tidak baik akan merusak orang lain, sekalipun ia memiliki
teori pendidikan yang sangat baik, terus menerus keluar dari mulutnya. Seorang
guru PAK adalah seorang yang di dalam dirinya sendiri memiliki keyakinan,
kepercayaan yang teguh, ibadah yang beres, memiliki sifat moral dan hidup
kesucian, kebajikan yang sesuai dengan agamanya, sehingga ia mengerjakan segala
sesuatu dengan bertanggung jawab untuk kekekalan. Kepribadian seorang guru PAK sangat mempengaruhi pengajaran dan caranya
dalam mendidik anak yang belum memiliki kepribadian yang dewasa, sulit menjadi
teladan dalam melaksanakan tugasnya untuk menolong dan membimbing anak didik
mengenal kebenaran. Guru bukan hanya mengajar dan mendidik anak
didik dalam hal pengetahuan saja tetapi guru juga menunjukkan keteladanan dalam
sikap dan tingkah laku selaku guru PAK, kepada anak didik karena
guru adalah panutan dan teladan yang baik dalam kehidupan anak didik di sekolah. Guru
Pendidikan Agama Kristen menentukan dasar atau pondasi bagi pengembangan
kepribadian siswa, oleh karena prinsip belajar melalui keteladanan sangat
penting sehingga peserta didik tidak hanya kaya dalam pengetahuan agama tetapi
mengalami, menyaksikan dan meneladani sikap guru agamanya yang menjadi panutan
bagi sikap dan perilakunya. Ada beberapa cara mengajar Tuhan Yesus sebagai
teladan bagi guru PAK sebagai berikut :
A.
Tuhan Yesus Memakai Cerita Yang Tepat dan Sederhana
Untuk Mengajar
Cerita-cerita
berupa perumpamaan dan perbandingan yang sangat mengesankan dipakai-Nya untuk
memikat perhatian orang dan menekankan kebenaran. Cerita-cerita itu sering
dipakai-Nya untuk menjawab pertanyaan dan pendengar-Nya diajak berpikir sendiri
mengenai maksud dan arti cerita itu (misalnya Lukas 10:25-37 dan 12:13-21).
Cerita yang mengesankan tak akan terlupakan, sehingga ajaran yang terdapat di
dalamnya makin mendalam bagi pendengarnya.
Guru Pendidikan Agama Kristen harus
meneladani Yesus Sang Guru dalam hal kuasa dan hikmat yang berasal dari Roh
Allah. Tetapi sebelum Guru Pendidikan Agama Kristen memakai cerita dalam
mengajar terlebih dahulu ia harus mempersiapkan apa yang ingin ia ceritakan
kepada peserta didiknya, agar saat bercerita ia tidak merasakan ketakutan dan
kegelisahan. Sebagai Guru Pendidikan Agama Kristen harus memiliki pola pikir
yang kuat dan memiliki sikap yang baik agar dapat berhasil dalam tugas mengajar
dan mendidik. Guru juga terus berlatih, belajar mengembangkan diri dalam
karunia yang Allah berikan guna untuk mengajar orang lain. Guru Pendidikan
Agama Kristen harus menjadi teladan bagi peserta didik dengan bercerita kepada
peserta didik sesuai apa yang diajarkan Tuhan dan apa yang ia ketahui., karena
cerita yang mengesankan takkan terlupakan sehingga ajaran yang terdapat di
dalamnya makin mendalam bagi pendengarannya. Oleh sebab itu, Guru harus
memberikan pengajaran yang baik dan sopan agar dapat menjadi teladan dan contoh
yang baik bagi peserta didiknya.
B.
Tuhan Yesus Terkadang Menunjukkan Obyek-Obyek Yang
Konkrit Untuk Dilihat
Ia
memakai mata uang (Matius 12:13-17), burung di udara dan bunga-bunga di padang
(Matius 6:25-34) yang kelihatan di mana- mana sehingga akan mengingatkan
pendengar-Nya akan ajaran-Nya tiap kali mereka melihat barang itu kelak.
Guru Pendidikan Agama Kristen harus
menjadi teladan bagi peserta didiknya dalam melaksanakan proses belajar
mengajar dengan melakukan metode mengajar yang menarik. Misalnya metode
mengajar dengan bernyanyi, maka ketika peserta didik menyanyikan lagu yang diberikan
guru dalam pembelajaran maka ia langsung dapat mengingat materi yang diberikan
oleh guru.
C.
Tuhan Yesus Mengajar
Melalui Hidup dan Perbuatan-Nya
Segala kelakuan-Nya sesuai dengan kehendak Allah dan menyatakan kasih dan
kebenaran Allah kepada murid-murid-Nya. Tiap orang yang datang kepada-Nya
mendapat perhatian-Nya. Dengan penuh kasih Ia menolong yang memerlukan
pertolongan-Nya. Ia tidak segan melawan segala
sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Contoh yang konkrit dalam
hidup seorang guru selalu lebih mengesankan daripada segala kata yang
diucapkannya. Dalam ayat sebelumnya, yaitu pasal 4, ditemukan bahwa
Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang dari berbagai penyakit (Matius
4:23-24), sehingga orang banyak berbondong-bondong mengikiuti Dia.
D. Yesus Memiliki Metode Pengajaran
Yesus adalah seorang yang ahli
menggunakan metode-metode dalam pekerjaan-Nya mengajar. Metode-metode itu
rupanya hal biasa bagi-Nya dan tumbuh dari keadaan dan kebutuhan bukan hal yang
sengaja di pelajari dan sengaja direncanakan. Dalam pasal ini kita dapat
melihat metode-metode yang Tuhan Yesus pergunakan dalam pengajarannya di Kitab
Matius 5-7 yaitu sebagai beriku :
1. Metode
Ceramah
Metode ceramah sering digunakan
oleh Tuhan Yesus khususnya pada permulaan pekerjaannya ketika Ia berbicara
dihadapan orang banyak. Ceramahnya kadang-kadang disampaikan kepada orang
banyak kadang-kadang kelompok kecil. Ada kalanya murid-murid saja yang hadir,
ada kalanya campuran orang banyak, dan murid-muridnya. Ceramahnya mendorong
orang berpikir dan menyelidiki hatinya sendiri, bersifat praktis dan penting.
Ceramah-ceramah itu meliputi banyak persoalan, dan menunjukkan ketelitian dan
persiapan. Semua itu berlainan gaya dan metodenya. Ceramah-ceramah itu demikian
menarik perhatian dan menimbulkan minat sampai banyak orang kagum terhadap
Yesus.
2. Metode
Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah
salah satu metode yang tertua dan paling berpengaruh. Socrates yang terkenal
karena metode itu. Metode ini di gunakan secara luas baik Perjanjian Lama
maupun dalam Perjanjian Baru. Tuhan Yesus banyak memberi pertanyaan-pertanyaan
kepada murid-muridNya dihadapan orang banyak. itu diungkapkan. Dalam Matius
5:15 Yesus memberi pertanyaan untuk menggugah pikiran pendengarnya mengenai
garam dan fungsinya untuk dikaitkan dengan pokok pengajarannya perihal tugas
murid-murid Yesus yang dipanggil untuk menjadi berkat ditengah-tengah dunia.
3. Metode
Perumpamaan
Tuhan Yesus menggunakan
metode perumpamaan-perumpamaan salah satu yang diungkapkan. Dalam Matius
5:13-16 yaitu tentang pelita, mata adalah pelita tubuh, jika matamu baik, teranglah
seluruh tubuhmu, jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang
ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Artinya mata yang baik
mencerminkan hati yang baik mata yang jahat mencerminkan hati yang cemburu dan
kikir. Dalam Matius 7:3 menjelaskan mengapakah engkau melihat selumbar di mata
saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Hal ini
berarti satu-satunya jalan untuk merobah sifat ini ialah meminta kepada Tuhan,
supaya Ia mengeluarkan balok berarti (dosa, kesalahan) itu dari mata manusia,
sehingga orang bisa dapat melihat lagi dengan terang, seperti Ia kehendaki.
4. Metode
Bercerita
Cerita mengandung
kebenaran dan menyampaikan sesuatu pelajaran yang penting bagi pendengar. Cerita
mengikat perhatian, karena menggambarkan hidup manusia dengan warna-warni yang
serba indah.
5. Metode
Audio-visual
Metode ini menggunakan
gambar-gambar terang, film bersuara, papan flannel, piringan-piringan hitam dan
sebagainya.
6. Metode
Bertanya
Ini semua mengenai
metode, kita boleh memilih segala jalan dan cara, asal sesuai dengan tuntutan pelajaran kita dan
dapat menjadi penolong untuk mempertemukan Firman Tuhan dengan didikan kita.
7. Metode
Penyelidikan
Cara ini umpamanya dapat
dipakai berhubung dengan katekisasi, atau dalam suatu kelompok yang memeriksa
berbagai-bagai pokok dalam Alkitab. Kita memberi beberapa pokok kepada
murid-murid untuk diselidiki dan dipelajari sendiri.
E.
Yesus Mengerti dan Memahami Firman Allah Bagi Semua
Umat Manusia
Perlu
memahami bahwa pribadi Yesus memperlengkapi dirinya dengan Firman Allah. Sejak
kecil Yesus belajar Firman Allah dengan sungguh-sungguh dirumah ibadah sehingga
Yesus sangat menguasainya dan Yesus sanggup menjawab pertanyaan iblis dengan
firman Allah (Lukas 4 : 16).
Guru
Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan
kepada peserta didik seperti yang telah Yesus ajarkan. Guru Pendidikan Agama
Kristen juga harus memperlengkapi diri dan memahami Firman Allah agar tau apa
yang akan diajarkan kepada peserta didik. Apabila guru tidak dapat menjawab
pertanyaan peserta didik itu akan membuat guru merasa malu. Oleh sebab itu
ketika peserta didik bertanya kepada guru mengenai Firman Allah guru harus
dapat menguasai dan menjawab pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan. Guru
Pendidikan Agama Kristen adalah penyampaian kebenaran Firman Tuhan sehingga Ia
harus memiliki kuasa Roh kudus dalam hidupnya. Hal ini yang memungkinkan
pengajarannya mampu menjawab kebutuhan para pendengarnya. Karena itu pengajar
dan pelajar PAK harus mengakui berharganya nilai kehidupan orang pribadi karena
sesuai dengan citra Allah. Manusia lebih berharga dari pada banyak burung di
udara dan kekayaan dunia. (Mat 6:26).
F.
Tuhan Yesus Menyatakan Motif-Motif Yang Kuat Untuk
Menerima Ajaran-Nya
Tiap
manusia menaruh perhatian pada kepentingan dirinya sendiri. Apa saja yang akan
menolongnya untuk mencapai tujuannya, akan menarik perhatiannya. Tuhan Yesus
selalu menunjukkan hubungan antara ajaran yang diberikan-Nya dengan kebutuhan
yang sedang digumuli oleh para pendengar-Nya (lihat Matius 11:28-29 dan Yohanes
11:25-26).
G.
Tuhan Yesus Selalu Mengaktifkan Pendengar-Pendengarnya
Ia mengajar mereka bersoal-jawab; Ia mengajukan kepada
mereka pertanyaan-pertanyaan yang mendorong mereka untuk berpikir dan menemukan
jawaban yang tepat. Ia memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu; murid-murid
diajak memberi makan orang banyak (Matius 14:16-19 ). Mereka
ditugaskan pergi meneruskan ajaran yang telah disampaikan-Nya kepada mereka (Lukas
10:1-9 ). Kita belajar jauh lebih banyak dari apa yang kita lakukan
daripada yang hanya kita dengarkan.
H. Tuhan Yesus Selalu Memberikan Kepada Pendengarnya
Tanggung Jawab Untuk Mengambil Keputusan Secara Pribadi
Dengan
jelas Ia menunjukkan akibat dari pilihan yang tepat dan yang tidak tepat.
Tanggung jawab untuk memilih terletak sepenuhnya pada tiap pendengar-Nya. Ia
tidak menyuruh mereka menghafalkan apa yang dikatakan-Nya dan taat secara
mutlak tanpa pikir. Tidak! Ia mendorong mereka untuk berpikir sendiri dan
mengambil keputusan dengan penuh kesadaran mengenai akibat pilihannya, yakni
untuk mengikuti-Nya atau tidak. Ketaatan yang dipaksakan atau dilakukan tanpa berpikir bukanlah ketaatan
sejati. Keputusan yang sah ialah keputusan yang diambil dengan penuh pengertian
dan kerelaan.
KESIMPULAN
Guru Pendidikan Agama Kristen adalah seorang yang
membantu peserta didik berkembang untuk memasuki persekutuan Iman dengan Tuhan
Yesus sehingga menjadi pribadi yang bertanggung jawab baik kepada Allah maupun
kepada manusia. Guru Pendidikan Agama Kristen harus menaati
pedoman/aturan-aturan atau norma-norma tingkah laku dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai guru profesional
Guru Pendidikan Agama Kristen yang
profesional berarti melaksanakan tugas mengajar dan mendidik dengan
mengandalkan kemampuan dan karakter yang tinggi dan meneladani Yesus sebagai
Guru Aagung. Mampu melaksanakan Kode Etik dan Profesional Guru dengan
sungguh-sungguh memiliki kriteria di bidang kerohanian, pengetahuan dan
karakter.
Pendidikan Agama Kristen bukanlah
pendidikan yang hanya didapatkan di sekolah, tetapi dimanapun peserta didik
berada haruslah mendapatkan Pendidikan Agama Kristen secara pengalaman melalui
masyarakat, secara terus menerus dan turun-temurun (Ulangan 6:7). Biarlah nama
Allah dapat dipermuliakan melalui dunia Pendidikan, biarlah peserta didik
tumbuh dengan hikmat penuh Roh seperti Kristus (Lukas 2:40) dan menjadi garam
dan terang bagi dunia (Matius 5:13-14).
DAFTAR PUSTAKA
Ento,
Feri Fajar, 2019. Renungan Harian Kristen
“Matanoia”. Surakarta: CV Sejati Mitra Mandiri.
Non-Serrano, Janse Belandina,
2009. Professional Guru Dan Bingkai
Materi: Pendidikan Agama Kristen SD, SMP, SMA, Bandung: Bina Media Informasi.
Setiawani, Mary dan Tong, Stephen. 1995. Seni
Membentuk Karakter Kristen. Jakarta: Lembaga Injili Indonesia.
Tong, Stephen. 1993. Arsitek Jiwa I. Jakarta: Lembaga Reformed
Injili Indonesia.