Minggu, 24 Mei 2020

Kode Etik PAK

Cara Mengajar Tuhan Yesus Sebagai Teladan Bagi Guru Pendidikan Agama Kristen

Yesus Mengajar

            Dalam kegiatannya mengajar Yesus menyatakan bahwa Ia adalah seorang hamba yang setia. Semua penginjil melaporkan betapa banyak orang yang merasa tertarik kepada-Nya. Berbeda dengan guru-guru dewasa ini yang dapat memilih dari antara sekian banyak bentuk alat peraga, misalnya papan tulis, papan flannel, permainan simulasi, slide-slide, film, kaset, untuk melibatkan para pelajar lebih langsung dalam proses belajar, maka bagi Yesus hanya tersedia dua alat saja, yaitu suara-Nya dan pikiran-Nya yang kreatif.
          Kualitas kepribadian guru PAK penting sekali.  Karena kepribadian guru PAK juga berpengaruh dalam mendidik anak.  Bagaimana ia dapat mengajarkan kebenaran sedangkan kepribadiannya tidak mencerminkan kebenaran itu.  Kalau seorang guru PAK memiliki kepribadian yang belum bagus atau tidak sesuai dengan kedudukan dan kewajiban sebagai seorang pendidik, maka pribadinya yang tidak baik akan merusak orang lain, sekalipun ia memiliki teori pendidikan yang sangat baik, terus menerus keluar dari mulutnya. Seorang guru PAK adalah seorang yang di dalam dirinya sendiri memiliki keyakinan, kepercayaan yang teguh, ibadah yang beres, memiliki sifat moral dan hidup kesucian, kebajikan yang sesuai dengan agamanya, sehingga ia mengerjakan segala sesuatu dengan bertanggung jawab untuk kekekalan. Kepribadian seorang guru PAK sangat mempengaruhi pengajaran dan caranya dalam mendidik anak yang belum memiliki kepribadian yang dewasa, sulit menjadi teladan dalam melaksanakan tugasnya untuk menolong dan membimbing anak didik mengenal kebenaran.  Guru bukan hanya mengajar dan mendidik anak didik dalam hal pengetahuan saja tetapi guru juga menunjukkan keteladanan dalam sikap dan tingkah laku selaku guru PAK, kepada anak didik  karena guru adalah panutan dan teladan yang baik dalam kehidupan anak didik di sekolah.  Guru Pendidikan Agama Kristen menentukan dasar atau pondasi bagi pengembangan kepribadian siswa, oleh karena prinsip belajar melalui keteladanan sangat penting sehingga peserta didik tidak hanya kaya dalam pengetahuan agama tetapi mengalami, menyaksikan dan meneladani sikap guru agamanya yang menjadi panutan bagi sikap dan perilakunya. Ada beberapa cara mengajar Tuhan Yesus sebagai teladan bagi guru PAK sebagai berikut :

A.   Tuhan Yesus Memakai Cerita Yang Tepat dan Sederhana Untuk Mengajar
          Cerita-cerita berupa perumpamaan dan perbandingan yang sangat mengesankan dipakai-Nya untuk memikat perhatian orang dan menekankan kebenaran. Cerita-cerita itu sering dipakai-Nya untuk menjawab pertanyaan dan pendengar-Nya diajak berpikir sendiri mengenai maksud dan arti cerita itu (misalnya Lukas 10:25-37 dan 12:13-21). Cerita yang mengesankan tak akan terlupakan, sehingga ajaran yang terdapat di dalamnya makin mendalam bagi pendengarnya.
          Guru Pendidikan Agama Kristen harus meneladani Yesus Sang Guru dalam hal kuasa dan hikmat yang berasal dari Roh Allah. Tetapi sebelum Guru Pendidikan Agama Kristen memakai cerita dalam mengajar terlebih dahulu ia harus mempersiapkan apa yang ingin ia ceritakan kepada peserta didiknya, agar saat bercerita ia tidak merasakan ketakutan dan kegelisahan. Sebagai Guru Pendidikan Agama Kristen harus memiliki pola pikir yang kuat dan memiliki sikap yang baik agar dapat berhasil dalam tugas mengajar dan mendidik. Guru juga terus berlatih, belajar mengembangkan diri dalam karunia yang Allah berikan guna untuk mengajar orang lain. Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi peserta didik dengan bercerita kepada peserta didik sesuai apa yang diajarkan Tuhan dan apa yang ia ketahui., karena cerita yang mengesankan takkan terlupakan sehingga ajaran yang terdapat di dalamnya makin mendalam bagi pendengarannya. Oleh sebab itu, Guru harus memberikan pengajaran yang baik dan sopan agar dapat menjadi teladan dan contoh yang baik bagi peserta didiknya.

B.   Tuhan Yesus Terkadang Menunjukkan Obyek-Obyek Yang Konkrit Untuk Dilihat
          Ia memakai mata uang (Matius 12:13-17), burung di udara dan bunga-bunga di padang (Matius 6:25-34) yang kelihatan di mana- mana sehingga akan mengingatkan pendengar-Nya akan ajaran-Nya tiap kali mereka melihat barang itu kelak.
          Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi peserta didiknya dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan melakukan metode mengajar yang menarik. Misalnya metode mengajar dengan bernyanyi, maka ketika peserta didik menyanyikan lagu yang diberikan guru dalam pembelajaran maka ia langsung dapat mengingat materi yang diberikan oleh guru.

C.   Tuhan Yesus Mengajar Melalui Hidup dan Perbuatan-Nya
          Segala kelakuan-Nya sesuai dengan kehendak Allah dan menyatakan kasih dan kebenaran Allah kepada murid-murid-Nya. Tiap orang yang datang kepada-Nya mendapat perhatian-Nya. Dengan penuh kasih Ia menolong yang memerlukan pertolongan-Nya. Ia tidak segan melawan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Contoh yang konkrit dalam hidup seorang guru selalu lebih mengesankan daripada segala kata yang diucapkannya. Dalam ayat sebelumnya, yaitu pasal 4, ditemukan bahwa Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang dari berbagai penyakit (Matius 4:23-24), sehingga orang banyak berbondong-bondong mengikiuti Dia. 

D.  Yesus Memiliki Metode Pengajaran
          Yesus adalah seorang yang ahli menggunakan metode-metode dalam pekerjaan-Nya mengajar. Metode-metode itu rupanya hal biasa bagi-Nya dan tumbuh dari keadaan dan kebutuhan bukan hal yang sengaja di pelajari dan sengaja direncanakan. Dalam pasal ini kita dapat melihat metode-metode yang Tuhan Yesus pergunakan dalam pengajarannya di Kitab Matius 5-7 yaitu sebagai beriku :
1.   Metode Ceramah
Metode ceramah sering digunakan oleh Tuhan Yesus khususnya pada permulaan pekerjaannya ketika Ia berbicara dihadapan orang banyak. Ceramahnya kadang-kadang disampaikan kepada orang banyak kadang-kadang kelompok kecil. Ada kalanya murid-murid saja yang hadir, ada kalanya campuran orang banyak, dan murid-muridnya. Ceramahnya mendorong orang berpikir dan menyelidiki hatinya sendiri, bersifat praktis dan penting. Ceramah-ceramah itu meliputi banyak persoalan, dan menunjukkan ketelitian dan persiapan. Semua itu berlainan gaya dan metodenya. Ceramah-ceramah itu demikian menarik perhatian dan menimbulkan minat sampai banyak orang kagum terhadap Yesus.
2.   Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah salah satu metode yang tertua dan paling berpengaruh. Socrates yang terkenal karena metode itu. Metode ini di gunakan secara luas baik Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Tuhan Yesus banyak memberi pertanyaan-pertanyaan kepada murid-muridNya dihadapan orang banyak. itu diungkapkan. Dalam Matius 5:15 Yesus memberi pertanyaan untuk menggugah pikiran pendengarnya mengenai garam dan fungsinya untuk dikaitkan dengan pokok pengajarannya perihal tugas murid-murid Yesus yang dipanggil untuk menjadi berkat ditengah-tengah dunia.
3.   Metode Perumpamaan
Tuhan Yesus menggunakan metode perumpamaan-perumpamaan salah satu yang diungkapkan. Dalam Matius 5:13-16 yaitu tentang pelita, mata adalah pelita tubuh, jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Artinya mata yang baik mencerminkan hati yang baik mata yang jahat mencerminkan hati yang cemburu dan kikir. Dalam Matius 7:3 menjelaskan mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Hal ini berarti satu-satunya jalan untuk merobah sifat ini ialah meminta kepada Tuhan, supaya Ia mengeluarkan balok berarti (dosa, kesalahan) itu dari mata manusia, sehingga orang bisa dapat melihat lagi dengan terang, seperti Ia kehendaki.
4.   Metode Bercerita
Cerita mengandung kebenaran dan menyampaikan sesuatu pelajaran yang penting bagi pendengar. Cerita mengikat perhatian, karena menggambarkan hidup manusia dengan warna-warni yang serba indah.
5.   Metode Audio-visual
Metode ini menggunakan gambar-gambar terang, film bersuara, papan flannel, piringan-piringan hitam dan sebagainya.
6.   Metode Bertanya
Ini semua mengenai metode, kita boleh memilih segala jalan dan cara, asal sesuai dengan  tuntutan  pelajaran kita dan dapat menjadi penolong untuk mempertemukan Firman Tuhan dengan didikan kita. 
7.   Metode Penyelidikan
Cara ini umpamanya dapat dipakai berhubung dengan katekisasi, atau dalam suatu kelompok yang memeriksa berbagai-bagai pokok dalam Alkitab. Kita memberi beberapa pokok kepada murid-murid untuk diselidiki dan dipelajari sendiri.

    E.   Yesus Mengerti dan Memahami Firman Allah Bagi Semua Umat Manusia
          Perlu memahami bahwa pribadi Yesus memperlengkapi dirinya dengan Firman Allah. Sejak kecil Yesus belajar Firman Allah dengan sungguh-sungguh dirumah ibadah sehingga Yesus sangat menguasainya dan Yesus sanggup menjawab pertanyaan iblis dengan firman Allah (Lukas 4 : 16). 
          Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan kepada peserta didik seperti yang telah Yesus ajarkan. Guru Pendidikan Agama Kristen juga harus memperlengkapi diri dan memahami Firman Allah agar tau apa yang akan diajarkan kepada peserta didik. Apabila guru tidak dapat menjawab pertanyaan peserta didik itu akan membuat guru merasa malu. Oleh sebab itu ketika peserta didik bertanya kepada guru mengenai Firman Allah guru harus dapat menguasai dan menjawab pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan. Guru Pendidikan Agama Kristen adalah penyampaian kebenaran Firman Tuhan sehingga Ia harus memiliki kuasa Roh kudus dalam hidupnya. Hal ini yang memungkinkan pengajarannya mampu menjawab kebutuhan para pendengarnya. Karena itu pengajar dan pelajar PAK harus mengakui berharganya nilai kehidupan orang pribadi karena sesuai dengan citra Allah. Manusia lebih berharga dari pada banyak burung di udara dan kekayaan dunia. (Mat 6:26).

F.   Tuhan Yesus Menyatakan Motif-Motif Yang Kuat Untuk Menerima Ajaran-Nya
Tiap manusia menaruh perhatian pada kepentingan dirinya sendiri. Apa saja yang akan menolongnya untuk mencapai tujuannya, akan menarik perhatiannya. Tuhan Yesus selalu menunjukkan hubungan antara ajaran yang diberikan-Nya dengan kebutuhan yang sedang digumuli oleh para pendengar-Nya (lihat Matius 11:28-29 dan Yohanes 11:25-26).

    G.  Tuhan Yesus Selalu Mengaktifkan Pendengar-Pendengarnya
     Ia mengajar mereka bersoal-jawab; Ia mengajukan kepada mereka pertanyaan-pertanyaan yang mendorong mereka untuk berpikir dan menemukan jawaban yang tepat. Ia memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu; murid-murid diajak memberi makan orang banyak (Matius 14:16-19). Mereka ditugaskan pergi meneruskan ajaran yang telah disampaikan-Nya kepada mereka (Lukas 10:1-9). Kita belajar jauh lebih banyak dari apa yang kita lakukan daripada yang hanya kita dengarkan.

   H.  Tuhan Yesus Selalu Memberikan Kepada Pendengarnya Tanggung Jawab Untuk Mengambil Keputusan Secara Pribadi
          Dengan jelas Ia menunjukkan akibat dari pilihan yang tepat dan yang tidak tepat. Tanggung jawab untuk memilih terletak sepenuhnya pada tiap pendengar-Nya. Ia tidak menyuruh mereka menghafalkan apa yang dikatakan-Nya dan taat secara mutlak tanpa pikir. Tidak! Ia mendorong mereka untuk berpikir sendiri dan mengambil keputusan dengan penuh kesadaran mengenai akibat pilihannya, yakni untuk mengikuti-Nya atau tidak. Ketaatan yang dipaksakan atau dilakukan tanpa berpikir bukanlah ketaatan sejati. Keputusan yang sah ialah keputusan yang diambil dengan penuh pengertian dan kerelaan.



KESIMPULAN
          Guru Pendidikan Agama Kristen adalah seorang yang membantu peserta didik berkembang untuk memasuki persekutuan Iman dengan Tuhan Yesus sehingga menjadi pribadi yang bertanggung jawab baik kepada Allah maupun kepada manusia. Guru Pendidikan Agama Kristen harus menaati pedoman/aturan-aturan atau norma-norma tingkah laku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru profesional
          Guru Pendidikan Agama Kristen yang profesional berarti melaksanakan tugas mengajar dan mendidik dengan mengandalkan kemampuan dan karakter yang tinggi dan meneladani Yesus sebagai Guru Aagung. Mampu melaksanakan Kode Etik dan Profesional Guru dengan sungguh-sungguh memiliki kriteria di bidang kerohanian, pengetahuan dan karakter.
          Pendidikan Agama Kristen bukanlah pendidikan yang hanya didapatkan di sekolah, tetapi dimanapun peserta didik berada haruslah mendapatkan Pendidikan Agama Kristen secara pengalaman melalui masyarakat, secara terus menerus dan turun-temurun (Ulangan 6:7). Biarlah nama Allah dapat dipermuliakan melalui dunia Pendidikan, biarlah peserta didik tumbuh dengan hikmat penuh Roh seperti Kristus (Lukas 2:40) dan menjadi garam dan terang bagi dunia (Matius 5:13-14).


DAFTAR PUSTAKA
Ento, Feri Fajar, 2019. Renungan Harian Kristen “Matanoia”. Surakarta: CV Sejati Mitra Mandiri.
Non-Serrano,  Janse Belandina, 2009.  Professional Guru Dan Bingkai Materi: Pendidikan Agama Kristen SD, SMP, SMA, Bandung: Bina Media Informasi.
Setiawani, Mary dan Tong, Stephen. 1995.  Seni Membentuk Karakter Kristen. JakartaLembaga Injili Indonesia.
Tong, Stephen. 1993. Arsitek Jiwa IJakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia.



Sabtu, 16 Mei 2020

PENGEMBANGAN PROFESI GURU



PENGEMBANGAN PROFESI GURU


1.      Landasan Hukum Pengembangan Profesi Guru
                  Landasan hukum pengembangan profesi guru di Indonesia adalah UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru, Permendiknas No. 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan melalui Penilaian Portofolio,  Permendiknas No. 40 tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan melalui Jalur Pendidikan.

2.      Pengembangan Profesi Guru
            Pengembangan profesional harus terus menerus dilakukan. Collin Marsh (1996:280) mendefenisikan pengembangan profesional sebagai sebuah proses yang berlangsung dimana para anggota kelompok (dalam konteks keguruan adalah para guru) berupaya mengembangkan profesi mereka. Pengembangan profesi guru dimaksudkan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan taraf atau derajat profesional seorang guru menyangkut kompetensi guru, baik penguasaan materi ajar atau pun penguasaan metodologi pengajaran, serta sikap profesional guru menyangkut motifasi dan komitmen guru dalam menjalankan tugas sebagai guru. Pengembangan profesional guru harus dilakukan dan oleh karena itu untuk mewujudkannya harus ada pihak-pihak yang bertanggung jjawab untuk menyelenggarakan dan melaksanakan proses ini. Dengan melihat kondisi praktis dalam struktur kerja guru, bisa ditentukan pihak-pihak yang harus melakukan tugas pengembangan guru. Ada tiga dimensi yang secara ideal memerankan tugas pengembangan ini yaitu: para guru itu sendiri, menejemen sekolah dan pemerintah.

3.      Bentuk Peningkatan Kemampuan Profesional Guru
            Peningkatan kemampuan profesional guru PAK dapat dilakukan melalui berbagai macam upaya, baik secara individual maupun secara bersama-sama dengan teman sejawat. Upaya peningkatan kemampuan profesional dapat dilakukan melalui :
1.      Pendidikan formal untuk memperoleh kualifikasi pendidikan tertentu.
2.      Pelatihan terakreditasi sesuai dengan bidang PAK.
3.      Supervise pendidikan yang dilakukan oleh pengawas PAK.
4.      Program tugas belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
5.      Kelompok kerja guru PAK (KKG-PAK) untuk pendidikan dasar dan musyawarah guru mata pelajaran PAK (MGMP-PAK) untuk pendidikan menengah yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan pengetahuan bidang Pendidikan Agama Kristen yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
6.      Pembinaan dan peningkatan kemampuan profesional yang dilakukan oleh asosiasi profesi guru Agama Kristen yaitu persatuan Guru Agama Kristen Indonesia (PERGAKRI).
Hanya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebutlah, seorang guru Agama Kristen secara bertahap dan berangsur-angsur dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya. Oleh karena itu, sudah seharusnya guru PAK memanfaatkan kegiatan-kegiatan tersebut.

4.      Masalah Pengembangan Profesi Guru
Guru merupakan seseorang yang berperan sangat penting dalam proses pendidikan, disamping faktor-faktor lain seperti sarana prasarana, biaya, kurikulum, sistem pengelolaan, dan peserta didik sendiri. Apa yang kita siapkan dalam proses pendidikan berupa sarana prasarana, biaya dan kurikulum, hanya akan berarti jika diberi arti oleh guru.
Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan beratnya tantangan yang dihadapi oleh profesi keguruan dalam usaha untuk meningkatkan kewibawaanya dimata masyarakat. Menurut Dedi Supriadi, (1999:104-106) ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu :
1.      Kekurangjelasan tentang definisi profesi keguruan.
2.      Desakan kebutuhan masyarakat dan sekolah akan guru.
3.      Sulitnya standar mutu guru dikendalikan dan dijaga.
4.      PGRI belum banyak aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang secara sistematis dan langsung berkaitan dengan peningkatan profesionalisme guru.
5.      Perubahan yang terjadi dalam masyarakat melahirkan tuntutan-tuntutan baru terhadap peran (role expectation) yang seharusnya dimainkan oleh guru.

5.      Kegiatan Guru Yang Termasuk Pengembangan Profesi Guru
            Menurut Danim (2011:94) dalam mengembangkan profesi guru dapat dilakukan melalui berbagai strategi dalam bentuk Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) maupun bukan diklat, antara lain;
1.      Pendidikan dan Pelatihan
a.     In-house training (IHT)
        Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal dikelompok kerja guru, sekolah, atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karier guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi yang belum dimiliki oleh guru lain. Dengan srategi ini diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya.

b.    Program Magang
        Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan didunia kerja atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru. Program magang ini diperuntukan bagi guru dan dapat dilakukan selama periode tertentu, misalnya, magang disekolah tertentu untuk belajar menejemen kelas atau menejemen sekolah efektif. Program magang dipilih sebagai alternatif pembinaan dengan alasan bahwa keterampilan tertentu yang memerlukan pengalaman nyata.

c.    Kemitraan Sekolah
        Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dan kurang baik, antara sekolah negeri dan swasta. Jadi pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan lewat mitra sekolah diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra, misalnya, dibidang menejemen sekolah atau kelas.

d.   Belajar Jarak Jauh
        Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan lewat belajar jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil.

e.    Pelatihan Berjenjang Dan Khusus
        Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut, dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi. Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru dalam keilmuan tertentu.

f.     Kursus Singkat Di Perguruan Tinggi Atau Lembaga Pendidikan Lainnya
        Kursus singkat dimaksud untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.

g.    Pembinaan Internal Oleh Sekolah
        Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan diskusi dengan teman sejawat.

h.    Pendidikan Lanjut
        Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar baik dalam maupun luar negeri bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan profesi.
Non-Pendidikan dan Pelatihan
a.       Diskusi Masalah Pendidikan
            Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang dialami  di sekolah.
b.      Seminar
            Pengikutsertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru. Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam hal upaya peningkatan kualitas pendidikan.
c.       Penelitian
            Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, ataupun jenis lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran
d.      Penulisan Buku/Bahan Ajar
            Bahan ajar yang ditulis oleh guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran, ataupun buku dalam bidang pendidikan.
e.       Pembuatan Media Pembelajaran
            Media Pembelajaran yang dibuat oleh guru dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau pembelajaran.
f.        Pembuatan Karya Teknologi/Karya Seni
            Karya Teknologi/Seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.

KESIMPULAN
            Peningkatan kemampuan profesional guru PAK sangat penting dalam upaya implementasi atau penerapan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS). Salah satu ciri dari implementasi peningkatan mutu berbasis sekolah adalah adanya kemandirian dari berbagai pihak yang terkait atau stakeholder sekolah yang diantaranya adalah guru PAK. Kemandirian guru akan nampak jika pada dirinya ada peningkatan kemampuan profesional. Oleh sebab itu, peningkatan kemampuan profesional penting artinya bagi seorang Guru Agama Kristen.  Pengembangan profesi guru memiliki landasan hukum yaitu UU, PP, dan Permendiknas, didalam pengembangan profesi guru diperlukan beberapa upaya peningkatan kemampuan dan dalam upaya peningkatan ini terdapat beberapa masalah atau persoalan yang terjadi. Sehingga perlu adanya kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh kepada guru dalam meningkatkan atau mengembangkan profesional guru.

IMPLEMENTASI
            Pemerintah menerapkan agar guru meningkatkan kemampuan profesional di dalam pengembangan profesi guru. Berdasarkan hal tersebut maka implementasi yang dapat diberikan diantaranya :
1.      Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Peningkatan Pengembangan Karir
            Dengan Pengembangan karir memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah memiliki tanggung jawab dalam mendorong dan memberikan motivasi terhadap guru agar tetap meningkatkan kinerjanya.
2.      Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Peningkatan Pengembangan Profesional
            Dengan Pengembangan profesional menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru, maka upaya meningkatkan kinerja guru adalah dengan menciptakan profesionalisme yang baik.
3.      Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Peningkatan Pengembangan Karir Dan Pengembangan Profesional
            Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru yakni melalui peningkatan pengembangan karir dan pengembangan profesionalisme antara lain dengan pendidikan dan latihan, pengawasan yang baik, kompensasi yang memadai, pemberian motivasi serta yang paling penting menciptakan komitmen dalam organisasi sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

Budiman,. 2018. Etika Profesi Guru. Yogyakarta: Mentari Pustaka.
Dian, Mahsunah, Dkk. 2012. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sugiono. 2013. “Pengembangan Profesi Keguruan”, http:/www.google.com/sugiono-motivasi.blogspot.com, diakses pada 1 November 2014.
Yulianti, Lidia. 2009. Profesionalisme, standar kompetensi, dan pengembangan profesi guru PAK (Pendidikan Agama Kristen). Bandung: Bina Media Informasi.

 





PENGEMBANGAN PROFESI GURU

PENGEMBANGAN PROFESI GURU KELOMPOK 6             Nama               : Friska Putri Sitompul                     (17.04.11.6900)     ...