Minggu, 24 Mei 2020

Kode Etik PAK

Cara Mengajar Tuhan Yesus Sebagai Teladan Bagi Guru Pendidikan Agama Kristen

Yesus Mengajar

            Dalam kegiatannya mengajar Yesus menyatakan bahwa Ia adalah seorang hamba yang setia. Semua penginjil melaporkan betapa banyak orang yang merasa tertarik kepada-Nya. Berbeda dengan guru-guru dewasa ini yang dapat memilih dari antara sekian banyak bentuk alat peraga, misalnya papan tulis, papan flannel, permainan simulasi, slide-slide, film, kaset, untuk melibatkan para pelajar lebih langsung dalam proses belajar, maka bagi Yesus hanya tersedia dua alat saja, yaitu suara-Nya dan pikiran-Nya yang kreatif.
          Kualitas kepribadian guru PAK penting sekali.  Karena kepribadian guru PAK juga berpengaruh dalam mendidik anak.  Bagaimana ia dapat mengajarkan kebenaran sedangkan kepribadiannya tidak mencerminkan kebenaran itu.  Kalau seorang guru PAK memiliki kepribadian yang belum bagus atau tidak sesuai dengan kedudukan dan kewajiban sebagai seorang pendidik, maka pribadinya yang tidak baik akan merusak orang lain, sekalipun ia memiliki teori pendidikan yang sangat baik, terus menerus keluar dari mulutnya. Seorang guru PAK adalah seorang yang di dalam dirinya sendiri memiliki keyakinan, kepercayaan yang teguh, ibadah yang beres, memiliki sifat moral dan hidup kesucian, kebajikan yang sesuai dengan agamanya, sehingga ia mengerjakan segala sesuatu dengan bertanggung jawab untuk kekekalan. Kepribadian seorang guru PAK sangat mempengaruhi pengajaran dan caranya dalam mendidik anak yang belum memiliki kepribadian yang dewasa, sulit menjadi teladan dalam melaksanakan tugasnya untuk menolong dan membimbing anak didik mengenal kebenaran.  Guru bukan hanya mengajar dan mendidik anak didik dalam hal pengetahuan saja tetapi guru juga menunjukkan keteladanan dalam sikap dan tingkah laku selaku guru PAK, kepada anak didik  karena guru adalah panutan dan teladan yang baik dalam kehidupan anak didik di sekolah.  Guru Pendidikan Agama Kristen menentukan dasar atau pondasi bagi pengembangan kepribadian siswa, oleh karena prinsip belajar melalui keteladanan sangat penting sehingga peserta didik tidak hanya kaya dalam pengetahuan agama tetapi mengalami, menyaksikan dan meneladani sikap guru agamanya yang menjadi panutan bagi sikap dan perilakunya. Ada beberapa cara mengajar Tuhan Yesus sebagai teladan bagi guru PAK sebagai berikut :

A.   Tuhan Yesus Memakai Cerita Yang Tepat dan Sederhana Untuk Mengajar
          Cerita-cerita berupa perumpamaan dan perbandingan yang sangat mengesankan dipakai-Nya untuk memikat perhatian orang dan menekankan kebenaran. Cerita-cerita itu sering dipakai-Nya untuk menjawab pertanyaan dan pendengar-Nya diajak berpikir sendiri mengenai maksud dan arti cerita itu (misalnya Lukas 10:25-37 dan 12:13-21). Cerita yang mengesankan tak akan terlupakan, sehingga ajaran yang terdapat di dalamnya makin mendalam bagi pendengarnya.
          Guru Pendidikan Agama Kristen harus meneladani Yesus Sang Guru dalam hal kuasa dan hikmat yang berasal dari Roh Allah. Tetapi sebelum Guru Pendidikan Agama Kristen memakai cerita dalam mengajar terlebih dahulu ia harus mempersiapkan apa yang ingin ia ceritakan kepada peserta didiknya, agar saat bercerita ia tidak merasakan ketakutan dan kegelisahan. Sebagai Guru Pendidikan Agama Kristen harus memiliki pola pikir yang kuat dan memiliki sikap yang baik agar dapat berhasil dalam tugas mengajar dan mendidik. Guru juga terus berlatih, belajar mengembangkan diri dalam karunia yang Allah berikan guna untuk mengajar orang lain. Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi peserta didik dengan bercerita kepada peserta didik sesuai apa yang diajarkan Tuhan dan apa yang ia ketahui., karena cerita yang mengesankan takkan terlupakan sehingga ajaran yang terdapat di dalamnya makin mendalam bagi pendengarannya. Oleh sebab itu, Guru harus memberikan pengajaran yang baik dan sopan agar dapat menjadi teladan dan contoh yang baik bagi peserta didiknya.

B.   Tuhan Yesus Terkadang Menunjukkan Obyek-Obyek Yang Konkrit Untuk Dilihat
          Ia memakai mata uang (Matius 12:13-17), burung di udara dan bunga-bunga di padang (Matius 6:25-34) yang kelihatan di mana- mana sehingga akan mengingatkan pendengar-Nya akan ajaran-Nya tiap kali mereka melihat barang itu kelak.
          Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan bagi peserta didiknya dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan melakukan metode mengajar yang menarik. Misalnya metode mengajar dengan bernyanyi, maka ketika peserta didik menyanyikan lagu yang diberikan guru dalam pembelajaran maka ia langsung dapat mengingat materi yang diberikan oleh guru.

C.   Tuhan Yesus Mengajar Melalui Hidup dan Perbuatan-Nya
          Segala kelakuan-Nya sesuai dengan kehendak Allah dan menyatakan kasih dan kebenaran Allah kepada murid-murid-Nya. Tiap orang yang datang kepada-Nya mendapat perhatian-Nya. Dengan penuh kasih Ia menolong yang memerlukan pertolongan-Nya. Ia tidak segan melawan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Contoh yang konkrit dalam hidup seorang guru selalu lebih mengesankan daripada segala kata yang diucapkannya. Dalam ayat sebelumnya, yaitu pasal 4, ditemukan bahwa Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang dari berbagai penyakit (Matius 4:23-24), sehingga orang banyak berbondong-bondong mengikiuti Dia. 

D.  Yesus Memiliki Metode Pengajaran
          Yesus adalah seorang yang ahli menggunakan metode-metode dalam pekerjaan-Nya mengajar. Metode-metode itu rupanya hal biasa bagi-Nya dan tumbuh dari keadaan dan kebutuhan bukan hal yang sengaja di pelajari dan sengaja direncanakan. Dalam pasal ini kita dapat melihat metode-metode yang Tuhan Yesus pergunakan dalam pengajarannya di Kitab Matius 5-7 yaitu sebagai beriku :
1.   Metode Ceramah
Metode ceramah sering digunakan oleh Tuhan Yesus khususnya pada permulaan pekerjaannya ketika Ia berbicara dihadapan orang banyak. Ceramahnya kadang-kadang disampaikan kepada orang banyak kadang-kadang kelompok kecil. Ada kalanya murid-murid saja yang hadir, ada kalanya campuran orang banyak, dan murid-muridnya. Ceramahnya mendorong orang berpikir dan menyelidiki hatinya sendiri, bersifat praktis dan penting. Ceramah-ceramah itu meliputi banyak persoalan, dan menunjukkan ketelitian dan persiapan. Semua itu berlainan gaya dan metodenya. Ceramah-ceramah itu demikian menarik perhatian dan menimbulkan minat sampai banyak orang kagum terhadap Yesus.
2.   Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah salah satu metode yang tertua dan paling berpengaruh. Socrates yang terkenal karena metode itu. Metode ini di gunakan secara luas baik Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Tuhan Yesus banyak memberi pertanyaan-pertanyaan kepada murid-muridNya dihadapan orang banyak. itu diungkapkan. Dalam Matius 5:15 Yesus memberi pertanyaan untuk menggugah pikiran pendengarnya mengenai garam dan fungsinya untuk dikaitkan dengan pokok pengajarannya perihal tugas murid-murid Yesus yang dipanggil untuk menjadi berkat ditengah-tengah dunia.
3.   Metode Perumpamaan
Tuhan Yesus menggunakan metode perumpamaan-perumpamaan salah satu yang diungkapkan. Dalam Matius 5:13-16 yaitu tentang pelita, mata adalah pelita tubuh, jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Artinya mata yang baik mencerminkan hati yang baik mata yang jahat mencerminkan hati yang cemburu dan kikir. Dalam Matius 7:3 menjelaskan mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Hal ini berarti satu-satunya jalan untuk merobah sifat ini ialah meminta kepada Tuhan, supaya Ia mengeluarkan balok berarti (dosa, kesalahan) itu dari mata manusia, sehingga orang bisa dapat melihat lagi dengan terang, seperti Ia kehendaki.
4.   Metode Bercerita
Cerita mengandung kebenaran dan menyampaikan sesuatu pelajaran yang penting bagi pendengar. Cerita mengikat perhatian, karena menggambarkan hidup manusia dengan warna-warni yang serba indah.
5.   Metode Audio-visual
Metode ini menggunakan gambar-gambar terang, film bersuara, papan flannel, piringan-piringan hitam dan sebagainya.
6.   Metode Bertanya
Ini semua mengenai metode, kita boleh memilih segala jalan dan cara, asal sesuai dengan  tuntutan  pelajaran kita dan dapat menjadi penolong untuk mempertemukan Firman Tuhan dengan didikan kita. 
7.   Metode Penyelidikan
Cara ini umpamanya dapat dipakai berhubung dengan katekisasi, atau dalam suatu kelompok yang memeriksa berbagai-bagai pokok dalam Alkitab. Kita memberi beberapa pokok kepada murid-murid untuk diselidiki dan dipelajari sendiri.

    E.   Yesus Mengerti dan Memahami Firman Allah Bagi Semua Umat Manusia
          Perlu memahami bahwa pribadi Yesus memperlengkapi dirinya dengan Firman Allah. Sejak kecil Yesus belajar Firman Allah dengan sungguh-sungguh dirumah ibadah sehingga Yesus sangat menguasainya dan Yesus sanggup menjawab pertanyaan iblis dengan firman Allah (Lukas 4 : 16). 
          Guru Pendidikan Agama Kristen harus menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan kepada peserta didik seperti yang telah Yesus ajarkan. Guru Pendidikan Agama Kristen juga harus memperlengkapi diri dan memahami Firman Allah agar tau apa yang akan diajarkan kepada peserta didik. Apabila guru tidak dapat menjawab pertanyaan peserta didik itu akan membuat guru merasa malu. Oleh sebab itu ketika peserta didik bertanya kepada guru mengenai Firman Allah guru harus dapat menguasai dan menjawab pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan. Guru Pendidikan Agama Kristen adalah penyampaian kebenaran Firman Tuhan sehingga Ia harus memiliki kuasa Roh kudus dalam hidupnya. Hal ini yang memungkinkan pengajarannya mampu menjawab kebutuhan para pendengarnya. Karena itu pengajar dan pelajar PAK harus mengakui berharganya nilai kehidupan orang pribadi karena sesuai dengan citra Allah. Manusia lebih berharga dari pada banyak burung di udara dan kekayaan dunia. (Mat 6:26).

F.   Tuhan Yesus Menyatakan Motif-Motif Yang Kuat Untuk Menerima Ajaran-Nya
Tiap manusia menaruh perhatian pada kepentingan dirinya sendiri. Apa saja yang akan menolongnya untuk mencapai tujuannya, akan menarik perhatiannya. Tuhan Yesus selalu menunjukkan hubungan antara ajaran yang diberikan-Nya dengan kebutuhan yang sedang digumuli oleh para pendengar-Nya (lihat Matius 11:28-29 dan Yohanes 11:25-26).

    G.  Tuhan Yesus Selalu Mengaktifkan Pendengar-Pendengarnya
     Ia mengajar mereka bersoal-jawab; Ia mengajukan kepada mereka pertanyaan-pertanyaan yang mendorong mereka untuk berpikir dan menemukan jawaban yang tepat. Ia memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu; murid-murid diajak memberi makan orang banyak (Matius 14:16-19). Mereka ditugaskan pergi meneruskan ajaran yang telah disampaikan-Nya kepada mereka (Lukas 10:1-9). Kita belajar jauh lebih banyak dari apa yang kita lakukan daripada yang hanya kita dengarkan.

   H.  Tuhan Yesus Selalu Memberikan Kepada Pendengarnya Tanggung Jawab Untuk Mengambil Keputusan Secara Pribadi
          Dengan jelas Ia menunjukkan akibat dari pilihan yang tepat dan yang tidak tepat. Tanggung jawab untuk memilih terletak sepenuhnya pada tiap pendengar-Nya. Ia tidak menyuruh mereka menghafalkan apa yang dikatakan-Nya dan taat secara mutlak tanpa pikir. Tidak! Ia mendorong mereka untuk berpikir sendiri dan mengambil keputusan dengan penuh kesadaran mengenai akibat pilihannya, yakni untuk mengikuti-Nya atau tidak. Ketaatan yang dipaksakan atau dilakukan tanpa berpikir bukanlah ketaatan sejati. Keputusan yang sah ialah keputusan yang diambil dengan penuh pengertian dan kerelaan.



KESIMPULAN
          Guru Pendidikan Agama Kristen adalah seorang yang membantu peserta didik berkembang untuk memasuki persekutuan Iman dengan Tuhan Yesus sehingga menjadi pribadi yang bertanggung jawab baik kepada Allah maupun kepada manusia. Guru Pendidikan Agama Kristen harus menaati pedoman/aturan-aturan atau norma-norma tingkah laku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru profesional
          Guru Pendidikan Agama Kristen yang profesional berarti melaksanakan tugas mengajar dan mendidik dengan mengandalkan kemampuan dan karakter yang tinggi dan meneladani Yesus sebagai Guru Aagung. Mampu melaksanakan Kode Etik dan Profesional Guru dengan sungguh-sungguh memiliki kriteria di bidang kerohanian, pengetahuan dan karakter.
          Pendidikan Agama Kristen bukanlah pendidikan yang hanya didapatkan di sekolah, tetapi dimanapun peserta didik berada haruslah mendapatkan Pendidikan Agama Kristen secara pengalaman melalui masyarakat, secara terus menerus dan turun-temurun (Ulangan 6:7). Biarlah nama Allah dapat dipermuliakan melalui dunia Pendidikan, biarlah peserta didik tumbuh dengan hikmat penuh Roh seperti Kristus (Lukas 2:40) dan menjadi garam dan terang bagi dunia (Matius 5:13-14).


DAFTAR PUSTAKA
Ento, Feri Fajar, 2019. Renungan Harian Kristen “Matanoia”. Surakarta: CV Sejati Mitra Mandiri.
Non-Serrano,  Janse Belandina, 2009.  Professional Guru Dan Bingkai Materi: Pendidikan Agama Kristen SD, SMP, SMA, Bandung: Bina Media Informasi.
Setiawani, Mary dan Tong, Stephen. 1995.  Seni Membentuk Karakter Kristen. JakartaLembaga Injili Indonesia.
Tong, Stephen. 1993. Arsitek Jiwa IJakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGEMBANGAN PROFESI GURU

PENGEMBANGAN PROFESI GURU KELOMPOK 6             Nama               : Friska Putri Sitompul                     (17.04.11.6900)     ...